Sultan 1.4 merupakan kepanjangan dari Suluk, dan MATAN. Sedangkan 1.4 memiliki arti pengkaderan tingkat pertama, angkatan yang keempat. Agenda Sultan 1.4 dinahkodai oleh PW MATAN DKI Jakarta berkolaborasi dengan komisariat-komisariat dibawah naungannya, antara lain; PK MATAN UNU Indonesia, PK MATAN Universitas Negeri Jakarta, PK MATAN UIN Syarif Hidayatullah, PK MATAN Institut Pertanian Bogor, PK MATAN Universitas Indonesia. Perhelatan Sultan 1.4 digelar pada tanggal 14-16 September 2018, bertempat di Al-Rabbani Islamic College, Cikeas Bogor. Dengan mengusung tema, "Membangun Kader Berbasis Spiritualitas dan Nasionalisme untuk Menangkal Paham Radikal di Kalangan Mahasiswa dan Pemuda."
Dalam agenda Sultan 1.4, peserta kader diberikan beberapa pengetahuan, wawasan dan isu-isu yang terupdate, antara lain; Memahami NU; Manhaj, Amaliyah, Fikrah & Harakah oleh KH. Sulthon Fatoni, M.Sc (Ketua PBNU), Membangun Spiritualitas Generasi Muda Melalui Praktek Tarekat oleh KH. Wahfiudin Sakam, M.B.A (Mudir 'Aam JATMAN), Mengenal MATAN sebagai Wadah Berkhidmah oleh Dr. Idris Wasahua, M.Hum (Lajnah Advokasi JATMAN), Tantangan Kader NU di Era Milenial dalam Menjaga Aswaja An-Nahdliyyah dan NKRI oleh KH. Hariri Makmun, L.c (Sekjen ICIS), Peran Pemuda dan Santri dalam Membangun Bangsa oleh Dr. Asrori Niam Sholeh, M.A (Deputi Kemenpora), Memahami Politik Kebangsaan NU dari Masa ke Masa oleh Dr. Ali Maskur Musa (Ketum ISNU), Menggali Potensi Spiritualitas sebagai Pondasi Membangun Bangsa oleh Dr. KH. Ali M. Abdillah (Sekretaris Awawl JATMAN), Arah Gerakan MATAN Kedepan oleh Mustafid, M.Hum (Staff Ahli DPR), Ancaman Radikalisme di Kalangan Mahasiswa dan Pemuda oleh Brigjen Pol. Ir. Hamli, M.E (Direktur Pencegahan BNPT). Selain runtutan acara tersebut, para kader juga mendirikan qiamullaail, dzikir, sharing antar kader, dan pagi harinya diajari olahfisik oleh para mentor yang berpengalaman.
Arip Suprasetio sebagai Ketua Panitia Pelaksana menyampaikan, bahwa "Peserta Sultan 1.4 berjumlah 130 kader. Terdiri dari perwakilan UIN Syarif Hidayatullah, UI, UNJ, UIN Sunan Kalijaga, Univ. Airlangga, Univ. Tama, UNSIKA, Univ. Bung Karno, IAIN Laa Raiba, Univ. Mercubuana, Univ. Indrapasta, YPI Baitussalam, STIE IPWIJA, STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyah, Univ. Ibnu Chaldun Bogor, PP Mambabul Ulum, PP Nahdlaًtul Ulum, Univ. Esa Tunggal, IAIN Jember, Ansor Bgr, Banser Bgr, Pagar Nusa Bgr, Nurul Iman, PCNU Bogor, dan dari negeri tetangga, hadir pula perwakilan Univ. Teknologi Malaysia."
Adapun sejarah awal dari pembentukan MATAN, bermula dari diskusi ringan Minggu Sore, 2 Agustus 2009, di ndalem Habib Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan. Jajaran JATMAN yang terlibat, DR. Hamdani Mu'in, M.Ag dengan KH. Dimyati Rois (Mutasyar PBNU 2010-2015). Ikut serta juga, beberapa mahasiswa saat itu; Abdul Rosyid, M. Mahfudz, Syariful Anam, Asep Syaiful Zulfikar, M. Ridlo, Kholid Abdillah, Nurul Mu'amar, Dedi Rosadi, Ubaidillah, dan Riyadli Muhlisin.
Obrolan meruncing pada fenomena faham radikalisme dan pragmatisme dilingkungan kampus. KH. Dimyati Rois pun sangat mengapresiasi gagasan dibangunnya benteng untuk mengkounternya, dengan gerakkan spiritualitas dan intelektualitas dikalangan mahasiswa.
Diskusi dilanjutkan, tepatnya pukul 21.00-22.30 wib bersama Habib Luthfi bin Ali bin Yahya (Rois 'Am JATMAN) di-ndalem beliau. Setelah mendengarkan deskripsi diskusi sebelumnya, spontan Habib Luthfi mengatakan, "Kita dirikan MATAN." Mas Hamdani Mu'in balik tanya, "Apa MATAN itu, Abah?" Beliau menjawab dengan tegas, "MATAN itu singkatan dari Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyah." Bahkan tidak berhenti disitu, Habib Luthfi pun berharap besar dari MATAN dengan mengucapkan, "Saya ingin lahir mursyid-mursyid dari MATAN." Semua peserta diskusi mengamininya. Sungguh sangat mulia dan besar harapan Habib Luthfi terhadap MATAN.[1]
Untuk mendapat keberkahan, restu dan ridlo dari para masyayikh, maka MATAN melakukan silaturahmi kepada KH. Sahal Mahfudz, KH. Mustofa Bisri, KH. Maemun Zubaer. Sosialisasi pun dilakukan kepada Mendiknas Prof. Muhammad Nuh, Menag H. Maftuh Basuni, Menhut MS Ka'ban dan Pangdam IV Diponegoro.
Atas bimbingan dari Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, deklarasi MATAN dilakukan saat Muktamar XI JATMAN di Ponpes Al-Munawariyyah Malang-Jatim, 10-14 Januari 2012/16-20 Shafar 1433 H. Menyepakati bahwa MATAN sebagai Badan Lajnah Mustaqilah dari JATMAN. [2]
[1] Standar of Organisation Prosedure MATAN, hal. 3
[2] Ibid hal. 4
[2] Ibid hal. 4
Mantap...
ReplyDeleteSepertinya, berlebihan.
Delete