Beberapa pakar disiplin ilmu kesehatan berpendapat, bahwa senyum dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk bekerja lebih baik. Saat tersenyum, maka fungsi imun meningkat, sehingga membuat orang merasa lebih rileks. Senyum juga mampu menurunkan tekanan darah. Hal tersebut bisa dibuktikan, saat anda duduk dan tersenyum, lakukanlah cek tensi darah. Dalam studi lain, senyum bisa melepaskan endorfin, penghilang rasa sakit dan serotonin. Senyawa yang bisa mengurangi rasa sakit secara alami, sehingga bisa membuat orang merasa lebih baik dan menjadi obat alternatif yang alami. Pendapat diatas dishahihkan juga oleh About (2/12/2011).
Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kesenangan atau rasa bahagia. Ketika senyum hadir sebagai visualisasi hati yang ikhlas maka akan diterima sampai ke dasar hati. Senyum merupakan ekspresi wajah yang terjadi akibat adanya suatu gerakan di bibir, atau di sekitar mata. Menurut saya, senyum salahsatu kebaikan yang paling mudah dilakukan, namun impact-nya teramat luarbiasa.
Ajaran Hindu, mendifinisikan senyum sebagai ungkapan hati, sehingga tidak bisa di rekayasa. Tersenyum termasuk perbuatan yang mempunyai nilai tersendiri untuk menghormati orang lain. Karena senyuman tergolong satu sifat dan akhlak mulia. Senyum ketulusan, tercipta dari alam bawa sadar. Efeknya, mampu membahagiakan, menghormati dan memuliakan orang lain. Senyuman ini menunjukan kondisi paralel antara bibir dengan hati. Senyum yang demikian, menurut agama Hindu mempunyai nilai ibadah. ”Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma.”
lnformasi tentang Agama Sutra (yang dikenal sebagai kumpulan Nikaya dalam kanon Pali), berisi tentang ajaran-ajaran pokok Sang Budha, diceritakan bahwa; Ananda (Murid terdekat Sang Budha) berkata: "Budha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Apakah yang menyebabkan senyum hari ini?" Sang Budha menjawab: "Itu benar! Itu benar! Budha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Saat ini kamu mengikuti-Ku dengan sebuah payung di atas pelita. Aku melihat ke sekeliling, dan melihat semua orang melakukan hal yang sama." (S-1150). Dialog tersebut menyiratkan bahwa Sang Budha akan tersenyum jika berisikan kebaikan.
Dalam Injil, Ayub 29:24 termaktub bahwa, “Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.” Nabi Ayub A.s menggunakan senyum untuk menyatakan ketulusan kasihnya kepada sesama. Beliau tersenyum kepada orang yang sedang putus asa, dengan maksud untuk menguatkan batinnya. Senyumnya diberikan kepada orang yang sedang berduka, tujuannya untuk menghibur. Tersenyum kepada orang yang sedang patah semangat, dilakukan untuk membangkitkan semangat. Senyumnya juga untuk orang yang lemah, orientasinya untuk memberi dorongan. Situasi dan kondisi tidak mampu menyuramkan senyum Nabi Ayub A.s. Penolakan, cacimaki, pengkhianatan mereka, bahkan kebencian orang lain kepada Nabi Ayub A.s, tidak mampu menyuramkan senyumnya.
Dalam penyempurna semua ajaran agama (Islam), senyum termasuk amal kebaikan. Diriwayatkan dari Imam At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh."
Artinya: 'Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah."
Hadits tersebut, mengajarkan bahwa hal kecil yang sering dianggap sepele dan diabaikan, ternyata memiliki nilai yang berharga dalam pandangan agama Islam. Dalam Hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah saw. bersabda; "Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak; tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) di jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah."
Dengan demikian, tidak keliru bilamana kita mulai canangkan untuk murah senyum. Memulainya kapan? Disaat akan tidur malam ini. Iya... coba tersenyum khusus kepada Sang Pemilik alam semesta, atas segala kemurahannya dalam memberikan karunia. Sifat Pengasih-Nya, yang tidak pilih-kasih terhadap hamba-Nya. Dengan sifat Penyayang-Nya, tak terbilang nikmat yang diberikan kepada ciptaan-Nya.
No comments:
Post a Comment