Saturday, October 19, 2019

Pagelaran PW MATAN DKI Jakarta

Eforia kemajuan digitalisasi, membuat laju kebebasan berasumsi seseorang kian tak terbendung. Misalnya, mengungkapkan prespektif individu di media sosial, yang bebas-lepas. Dengan tidak adanya kontrol, atau asupan nutrisi spiritual yang cukup pada generasi milenial, membuat banyak warta yang berseliweran terwarnai benih positivisme dan radikalisme yang pragmatis. Pada akhirnya, menjebak masuk dalam pusaran paham hedonisme. Hal ini pun, sudah real masuk ke lingkungan beberapa perguruan tinggi. Disain pergerakan mahasiswa dan fenomena yang demikian, telah menjadi keprihatinan banyak kalangan.

Mahasiswa sudah teridentik dengan sosok control agent dan social agent of change, baik dalam tatanan sosial politik maupun dalam menciptakan terobosan sistem dalam bentuk tindakan dan gerak sosial. Sudah semestinya, dengan kemampuan intelektualnya atau sikap kritisnya, akan mampu melahirkan gagasan baru, juga perubahan yang luar biasa.

Untuk mengimbangi kegesitan rasional yang demikian, perlu kemapanan kerohaniaan yang kokoh. Yakni, berupa nilai-nilai spiritual dan moralitas yang mulia. Ketua PW MATAN DKI Jakarta, DR. KH. Ali M. Abdillah pernah mengungkapkan bahwa, "Sesungguhnya ilmu hakikat bagian integral dari ilmu syariat (fikih) yang tidak bisa dipisahkan, ibarat ilmu hakikat sebagai keris (isi) sedangkan ilmu syariat sebagai warongko (wadah)." Dengan kata lain, ajaran-ajaran thariqah perlu diperkenalkan kepada kalangan mahasiswa, dan lingkungan perguruan tinggi. Karena, thariqah merupakan sebuah disiplin ilmu yang salahsatunya mengurai hal ikhwal ragam nafsu dan sifat-sifatnya, serta kiat untuk mengontrolnya. Alhasil akan membentuk rohani yang kokoh, berdasarkan kejernihan berpikir dengan landasan kemapanan spiritualnya.

Pagelaran tahunan dari PW MATAN DKI Jakarta, yang bertajuk Suluk MATAN (Sultan) 1.5, mengusung tema "Membangun Spiritualitas, Intelektualitas dan Kemandirian Generasi Teknologi 4.0." Rencanannya, akan digelar di Al-Rabbani Islamic College, Bogor pada tanggal 25-27 Oktober 2019. Adapun materi khidmat ilmiah yang akan dikupas antara lain: "Peran dan Praktek Tarekat Dalam Wushul Illallah" oleh Dr. KH. Ajid Thohir dari Ketua PW MATAN Jawa Barat, "Menggali Potensi Spiritual Menuju Sang Ilahi" dipandu oleh Dr. KH. Ali M. Abdillah dari Sekretaris Idaroh Aliyyah JATMAN, "Membangun Semangat Kewirausahaan" dengan pemateri Dr. Imam Gunawan, MAP dari Kemenpora, "Islam, Pancasila dan Kerukunan Berbangsa" oleh Dr. KH. As’ad Said Ali dari Cendikiawan NU, "Peran Kaum Tarekat Dalam Melawan Kolonialisme Dan Membangun Peradaban" diisi oleh Dr. KH. Ahmad Baso, "Pengenalan Sistem Organisasi MATAN" dijelaskan oleh Idris Wasahua, S.H, M.H dari Lajnah Advokat JATMAN, "Peran Pemuda Dam Mahasiswa Dalam Melawan Kelompok Radikal Dan Anti NKRI" diurai oleh Brigjen. Ir. H. Hamli, M.E dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Harapannya, akan lahir generasi milenial dikalangan mahasiswa yang spiritualnya mapan, berintelektual jernih, dan mampu menjadi pewarna ekonomi di era teknologi 4.0. Berbanding lurus dengan pernyataan Rois Aam JATMAN Maulana Habib M. Lutfi bin Ali bin Yahya, "Thariqah ini bukan mengandalkan lafadz laaillaha illallah saja, kalau ideologi kita kuat adalah pembentukan sumber daya manusia (SDM), sejauh mana kita bisa mengelola wafima rozaqnaakum? ...tolong satu pesan saya, "Jangan kecewakan saya!".




No comments:

Post a Comment

Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara

Sebelum Islam masuk ke wilayah Melayu Nusantara, khazanah keilmuan yang terekam dalam berbagai naskah  hingga manuskrip masih dipengaruhi ol...